Entri Populer

Kamis, 12 Juli 2012

Mencari Jodo Di Kali Murah dan Cantik


Siapa tidak kenal Kalijodo? Pasti sebagian besar warga Jakarta sudah mengenalnya. Sebagai daerah 'hitam', lokalisasi kawasan ini dikenal sebagai biangnya tempat kriminalitas.

Namun di balik keangkerannya, Kalijodo memiliki daya tarik tersendiri di dalam kehidupan malam. Tidak heran bila malam tiba, Kalijodo selalu ramai dikunjungi, karena di tempat inilah ratusan pekerja seks komersial bertebaran menjajakan diri dengan tarif terjangkau.

Sebagai daerah hitam, geliat kehidupan malam Kalijodo diramaikan dengan banyaknya bertebaran warung remang-remang, bar, kafe-kafe dangdut, billiar, rumah bordir, transaksi narkoba, dan judi kecil-kecilan.

Tak heran bila transaksi perputaran omzet uang di Kalijodo ini cukup besar, bisa mencapai ratusan juta rupiah tiap malam.

Di lokalisasi ini ratusan 'kupu-kupu malam' menggantungkan hidupnya. Mereka menjajakan diri di kafe dan wisma-wisma yang menjamur di sana. Rata-rata usia mereka bervariasi antara 15-50 Tahun.

Yang menarik dari kupu-kupu malam ini banyak di antara mereka masih sangat muda alias ABG. Tak heran bila beberapa waktu lalu terungkap ada 20 anak SMP di Tambora yang ikut mangkal di lokalisasi ini. Ternyata setelah diperiksa 20 anak SMP ini jadi pelacur, karena ingin memiliki ponsel dan uang jajan di sekolah.

Geliat Kalijodo terlihat bila menjelang malam, alunan musik dangdut terus menggema, sementara ratusan cewek-cewek terlihat sibuk ber-make up ria.

Ada yang sedang mengolesi bibirnya dengan lipstik, memakai bedak, bercermin dengan baju seksi, atau ada yang sedang melamun merenungi nasib.

Sebagian besar dari para PSK ini tinggal di lokalisasi dengan pengawasan ketat para mami yang menjaganya di bawah pengawasan preman yang disewanya.

Tepat pukul 22.00, kawasan ini berubah seperti pasar kaget. Ratusan 'kupu-kupu malam' mejeng sambil menggoda dengan senyum genit kepada para lelaki hidung belang yang ingin melepas syahwat.

"Mau ngamar, Mas? Nanti saya kasih yang bagus. Atau mau yang ABG, tapi harganya beda dikit gak dapat cepek (seratus ribu)," kata seorang mami ketika saya mengunjungi Kalijodo, pekan lalu.

Belum lagi saya mengiyakan, mami itu sudah memanggil seorang ABG yang masih terlihat lugu. Dengan lipstik merah menyala dan pakaian sedikit terbuka sehingga terlihat belahan dadanya yang putih, ABG itu kelihatan lebih dewasa dari usia sebenarnya.

"Ini Ayu, Mas. Baru 17 tahun. Cantik khan. Kalau mau ngamar cepetan, nanti keburu disamber orang lho," kata mami itu lagi.

"Bentar lagi, Mi. Minum dulu," jawab saya sambil menawarkan segelas bir hitam kepada Ayu.

Dalam obrolan singkat dengan Ayu, ia mengaku terpaksa mangkal di Kalijodo, karena orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolahnya lagi di kampung.

"Saya cuma tamatan SMP, cari kerja di Jakarta susah, jadinya kaya gini," kata Ayu yang mengaku berasal dari Sumatra itu.

Menurut Ayu, dari uang Rp.120 ribu yang ia terima sekali berkencan, ia harus membayar sewa kamar Rp20.000 dan memberikan ke mami Rp30.000.

"Jadi bersih saya cuma dapet Rp.70.000. Yah kalau lagi bagus, saya semalem bisa dapet lima tamu. Saya juga suka dapat uang tip, kalau tamunya royal," kata Ayu yang memiliki rambut sebahu dengan tahi lalat kecil di atas bibirnya itu.

Keberadaan ABG-ABG di Kalijodo ini sekarang menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga banyak para lelaki hidung belang dari berbagai penjuru sudut kota tertarik singgah di kawasan ini.

"Sebenarnya di sini aman, Mas, kalau tidak ada yang memulai. Kita udah bayar uang keamanan, kok. Jadi jangan khawatir," kata mami menimpali.

Lokalisasi Kalijodo beberapa waktu lalu sempat menjadi menjadi favorit dan berjaya. Tak hanya para preman yang menikmati keuntungan, tapi juga oknum aparat dari berbagai instansi ikut kecipratan dari transaksi bisnis dunia hitam di Kalijodo ini.

Rencana penutupan lokasi pelacuran pasca bentrok pada 2002 lalu sempat membuat Kalijodo sepi kunjungan. Namun sekarang dunia malam di Kalijodo sudah mulai menggeliat lagi, dan seperti waktu-waktu sebelumnya bila malam menjelang, Kalijodo sudah seperti pasar malam yang hiruk pikuk.

Wajah-wajah baru para pelacur muda berusia belasan tahun mewarnai kawasan itu bersaing dengan para senior menawarkan orgasme murah. Mereka terjerumus ke lembah nista mencari uang untuk membiayai hidupnya di Jakarta yang keras ini.

                                                      ---------------- 0000 --------------------

Bongkaran dan Kalijodo bukan kawasan biasa. Di  lembah hitam ini bercokol pelacur papan bawah dan preman kelas teri. Bagi kawanan bandit, daerah itu tambang uang. Mempertahankan sumber pernghasilan, mereka pasang badan. Jika perlu, nyawa taruhannya.
Berbagai tindak kriminalitas kerap dijumpai di dua wilayah tersebut. Pelaku kejahatan  memalak, memeras, mencuri, menodong bahkan membunuh pengunjung yang menolak dipalak.
Terakhir, Nur Afriadi, 32, meregang nyawa di Bongkaran, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (20/2) dinihari. Pria asal Kudus, Jawa Tengah ini menolak dipalak empat preman yang menghadangnya.
Akibat penolakannya, Nur Afriadi menjadi korban keganasan bandit lembah hitam ini.  Ia dikeroyok, disaksikan warga yang tak berani mencegah. Afriadi tewas dengan luka bacok di punggung dan perut.
Sehari setelah kejadian, petugas Polsek Tanah Abang bergerak cepat. Satu tersangka Uci alias Unyil, 17, ditangkap. Tiga temannya masih buron. Bandit muda ini mengaku sengaja menghadang korban. “ Dia tidak mau menyerahkan dompet dan HP yang kami minta, “ kata Unyil, enteng.
Tidak hanya pemalakan, di tengah rel yang dipenuhi wanita penjaja cinta bergincu tebal, juga rawan copet. Tidak heran, jika banyak pengunjung yang kehilangan dompet. “ Jangan anggap remeh Bongkaran. Kalau tidak kenal preman di sini, kita dibikin konyol, “ kata satu warga.
Mereka yang ingin kencan dengan pelacur di Bongkaran, siap-siap merogoh kocek Ro 100 ribu. Tarif ini sudah dipotong sewa gubuk untuk sarana bercinta. “ Jangan coba-coba nggak bayar kencan. Nyawa bisa melayang, “ tambahnya.
KALIJODO
Lain Bongkaran, lain Kalijodo. Polres Jakarta Barat dan Polres Jakarta Utara bertanggung jawab terhadap keamanan wilayah tersebut.
Kalijodo kerap menciptakan masalah. Bentrok sesama preman sering terjadi. Persoalannya, menanam pengaruh menguasai perjudian koprok, rumah bordil, dan perdagangan narkoba.
Dua tahun lalu, bentrok sesama preman Kalijodo tak terhindarkan. Mereka yang mengusai daerah ini saling bacok,  bahkan  saling panah. Tercatat, 8 orang luka. Bentrok berakhir setelah ratusan petugas datang menyerbu.
Di Kalijodo juga, seorang dara 15 tahun disekap mami selama 8 hari. ABG yang bekerja sebagai pengamen di Terminal Bus Kampung Melayu  dipaksa melayani pria hidung belang di rumah bordil. Germo  mendapatkan ABG ini dari dua sopir angkot di Depok. Korban dibebaskan ibunya setelah membayar Rp 200 ribu dan sebuah HP. Kasus dilaporkan ke Polda Metro Jaya,  (Pos Kota, 21/2)
Tak hanya pengunjung. Penghuni daerah mesum juga menjadi sapi perahan. Berdalih menjaga keamanan, uang jago diminta pada wanita malam, mami hingga pedagang yang menjual minuman keras. Pengakuan seorang wanita malam Kalijodo, preman memaksa minta uang jago Rp5.000 tiap ia mendapat tamu.     Upeti makin besar jika ‘jasa’ yang dikeluarkan makin terlihat.
“Misalnya, dia ngasih tau mau ada razia,” ungkapnya. “Kalau info  benar, berarti kita bisa menghindar. Nah..uangnya makin banyaklah. Saya suka ngasih Rp10.000,” ujar seorang wanita penghibur.
Di tempat ini, setiap kali ada petugas untuk merazia akan terdengar pukulan besi bertalu-talu ke tiang listrik. Itu adalah tanda bahaya bagi penghuni. Setiap suara terdengar, maka wanita malam dan tamunya akan berhenti bertransaksi.
Tidak hanya di Bongkaran dan Kalijodo, preman juga bercokol di terminal angkutan umum, tempat hiburan malam, lokasi parkir liar, dan kawasan bisnis.
SOSIAL DAN EKONOMI
Joko Dwi, pakar sosilogi  dari Universitas Gajah Mada, menilai banyaknya preman di daerah hitam adalah masalah sosial dan ekonomi yang saling berkaitan. Menurutnya, daerah prostitusi subur premanisme karena statusnya yang ilegal. Alasannya, ketidakresmian membuat siapa saja memasang badan untuk melindungi gangguan dari luar. “Dan tentu tidak gratis,” katanya. “Semakin banyak yang membutuhkan maka jumlah preman makin banyak pula.”
Pemerintah, lanjutnya, jangan hanya bereaksi kalau ada kejadian besar yang melibatkan preman. “Perang terhadap preman  harus terus menerus, jangan hanya sesaat meledak lalu terlupakan,” katanya. 

6 komentar:

  1. ✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜
    ✜✜
    ✜✜ VIDEO LIVE STREAMING
    ✜✜
    ✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜✜
    KOLEKSI LEBIH DARI 1000

    http://videoblong.blogspot.com

    GAK USAH DOWNLOAD...!!!!!!

    - VIDEO NGENTOT DIMOBIL
    - VIDEO MESUM DIKOST-KOSAN
    - VIDEO BERCINTA DIKEBUN
    - VIDEO ML DIKAMAR MANDI
    - VIDEO 3GP HOT ABG TANTE CEWEK CANTIK
    - VIDEO AYAM KAMPUS

    http://videoblong.blogspot.com

    http://videoblong.blogspot.com

    http://videoblong.blogspot.com



    BalasHapus