Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah …
Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
إِنّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ، وَتَوَلّىَ عَنْهُ
أَصْحَابُهُ، إِنّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ. يَأْتِيهِ مَلَكَانِ
فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرّجُلِ
؟ فَأَمّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنّهُ عَبْدُ اللّهِ
وَرَسُولُهُ. قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: “انْظُرْ إِلَىَ مَقْعَدِكَ مِنَ
النّارِ. قَدْ أَبْدَلَكَ اللّهُ بِهِ مَقْعَداً مِنَ الْجَنّةِ” قَالَ
نَبِيّ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: “فَيَرَاهُمَا جَمِيعاً”.
“Sesungguhnya seorang hamba bila diletakkan di dalam kuburnya dan para
pengantarnya telah kembali pulang, sunggguh dia akan mendengarkan
gesekan sandal-sandal mereka. Datang kepadanya dua malaikat, maka
keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, ‘Apa pendapatmu tentang
orang ini (yakni nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam)?
Adapun seorang yang mukmin akan menjawab, ’Aku bersaksi bahwasanya dia
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’. Maka dinyatakan kepadanya, ‘Lihatlah
kepada tempatmu di neraka, sungguh telah digantikan oleh Allah dengan
sebuah tempat di surga.” Maka Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Kemudian dia melihat kedua tempat tersebut.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah…
Hadits ini menceritakan kepada kita bagaimana ‘pertanyaan yang
terjadi di alam kubur’. Adapun orang-orang yang beriman akan dikokohkan
oleh Allah sewaktu mereka ditanya di dalam kubur masing-masing. Itulah
yang dinyatakan oleh Allah di dalam Al-Quran yang mulia:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)
Permulaan dari alam akhirat adalah alam barzakh (alam kubur). Oleh
karena itu, seorang yang beriman akan dikokohkan oleh Allah untuk
menjawab pertanyaan kubur, sebagaimana di dalam hadits yang telah lalu.
Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dari hadits Al-Bara’ bin ‘Azib , bahwa Rasulullah bersabda:
(الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِي الْقَبْرِ: يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. فَذَلِكَ قَوْلُهُ: يُثَبِّتُ
اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ)
“Seorang hamba yang muslim bila ditanya di dalam kuburnya, niscaya dia
akan bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.
Maka itulah yang dimaksud dengan firman Allah Ta’ala: ‘ Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Allah mudahkan baginya untuk menjawab pertanyaan kubur dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat ’Laa Ilaha Illallah wa Anna Muhammadan
Rasulullah.
Perkara yang akan ditanyakan oleh dua malaikat kepada seorang hamba
yang baru saja meninggal, bila telah selesai dikuburkan, ada tiga hal:
yang pertama: (مَنْ رَبُّكَ)
“Siapa Rabbmu”
yang kedua: (وَمَا دِيْنُكَ)
“Apa agamamu”
yang ketiga: (وَمَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِيْ بُعِثَ فِيْكُم)
“Siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?”
Maka seorang yang mukmin akan menjawab: “Rabku adalah Allah, agamaku
adalah Islam, sedangkan orang ini adalah Muhammad utusan Allah.” Lalu
ditanyakan kepadanya: “Apa yang memberitahumu mengenai jawaban ini?” Dia
menjawab: “Aku membaca Al-Qur’an, beriman kepadanya, dan
membenarkannya.”
Dengan demikian, seorang yang mukmin selamat dari siksa kubur karena
bisa menjawab pertanyaan dua malaikat yang datang kepadanya itu. Berbeda
dengan seorang yang kafir ketika ditanya: “Siapa Rabmu? Apa agamamu?
Siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?” Dia hanya bisa
menjawab: “Ha..ha.. aku tidak tahu.” Inilah keadaan seorang yang kafir
sewaktu ditanya di dalam kuburnya.
Itulah fitnah kubur, yaitu pertanyaan dua malaikat yang dihadapkan
kepada seorang yang baru saja meninggal. Dua malaikat yang menanyai
seorang yang baru saja meninggal disebut dengan Munkar dan Nakir.
Sebagaimana hal ini terdapat di dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu yang dikeluarkan oleh Imam At-Turmudzi dengan sanad yang hasan,
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ، أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ. يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَاْلآخَرُ النَّكِيْرُ
“Apabila seorang hamba telah diletakkan di dalam kuburnya, datanglah
kepadanya dua malaikat yang hitam dan biru. Salah satunya disebut
Al-Munkar dan yang lain disebut An-Nakir.” (HR. At-Turmudzi dan
dihasankan oleh syaikh Al AlBani dalam tahqiqnya atas ”Syarh Aqidah
Thahawiyyah” hal. 399)
Maka ini adalah nama dua malaikat yang akan menanyai seorang yang
baru saja dikubur. Keduanya akan bertanya tentang “Siapa Rabmu, apa
agamamu, dan siapa orang yang telah diutus di antara kalian ini?”
Seorang yang mukmin setelah bisa menjawab pertanyaan dua malaikat itu,
maka dia akan memperoleh nikmat kubur. Adapun seorang yang kafir, ketika
tidak bisa menjawabnya, maka dia akan dihadapkan kepada adzab kubur.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah…
Di sini para ulama berselisih pendapat: Apakah pertanyaan kubur hanya
khusus pada umat ini atau juga umum pada umat-umat yang sebelumnya?
Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini, bahwa pertanyaan kubur
berlaku umum pada seluruh umat dari yang pertama sampai yang terakhir.
Pendapat ini telah dikuatkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah di
dalam kitabnya ”Syarh Lum’atil I’tiqod”( hal. 112)
Kemudian terjadi pula perselisihan di kalangan para ulama: Apakah
pertanyaan ini bagi orang-orang yang mukallaf saja atau juga bagi
orang-orang yang tidak mukallaf seperti anak kecil dan orang gila yang
meninggal?
Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini, bahwa pertanyaan kubur
mencakup semuanya. Baik yang mukallaf atau tidak mukallaf. Maka
pertanyaan kubur itu juga diarahkan bagi anak kecil dan orang gila yang
meninggal, karena keumuman dalil-dalil yang berbicara tentang pertanyaan
kubur. Demikian pula dikuatkan dengan dalil bahwa anak kecil atau orang
gila yang meninggal dari kalangan muslimin, diperintahkan kepada kita
untuk menshalatkan dan mendoakannya agar dilindungi oleh Allah dari
adzab kubur. Hal ini menunjukkan bahwa mereka juga mendapatkan
‘pertanyaan kubur’.
Oleh sebab itu, Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Ar-Ruh yang
dinisbatkan kepada beliau, menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa
pertanyaan kubur berlaku secara umum, baik bagi yang mukallaf maupun
tidak.
Adapun mengenai pertanyaan kubur: Apakah khusus bagi kaum mukminin saja
atau juga umum meliputi orang-orang kafir? Menurut pendapat yang paling
kuat dikalangan para ulama, bahwa pertanyaan kubur meliputi kaum
mukminin dan orang-orang kafir secara umum. Banyak dalil dari Al-Qur’an
maupun As-Sunnah yang mengasumsikan kepada kita bahwa orang-orang kafir
juga akan ditanya oleh dua malaikat di dalam kubur mereka. Di antaranya
adalah hadits yang telah kita bacakan sebelumnya yaitu hadits Al-Bara’
bin ’Azib yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu, Dawud, An Nasai,
Ibnu Majah dan yang selainnya.
Wallahu a’lam bish shawab
Wahai para hamba Allah, sidang jum’at yang dimuliakan oleh Allah . . .
Yang mendapatkan pengecualian dari pertanyaan kubur adalah ‘orang
yang mati syahid’. Sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam sebuah
hadits yang dikeluarkan oleh Imam An-Nasai dengan sanad yang shahih.
Bahwa salah seorang dari sahabat Rasulullah datang kepada beliau dan
bertanya: “Wahai Rasulullah! kenapa seluruh kaum mukminin diuji di
dalam kuburnya kecuali orang yang mati syahid?” Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوْفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنُةً
“Cukuplah kilatan pedang yang berada di atas kepalanya sebagai ujian
tersendiri”. (HR. An-Nasai dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
kitabnya ”Ahkamul Janaiz” hal. 36)
Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang mati syahid tidak diuji,
yakni tidak ditanya oleh dua orang malaikat di dalam kuburnya. Maka ini
merupakan pengecualian.
Pengecualian yang lain adalah orang yang meninggal ketika berada di
front terdepan untuk berjaga-jaga dalam jihad fi sabilillah. Kondisi ini
diistilahkan dengan “Al-Murobith fi sabilillah”. Maka orang yang
demikian ini, bila meninggal tidak akan ditanya di dalam kuburnya.
Sebagaimana yang diterangkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam
Muslim dari sahabat Salman Al-Farisi radhiallahu ’anhu.
Sekeluarnya dari fitnah kubur, seorang yang meninggal akan memasuki fase
yang disebut dengan nikmat kubur atau adzab kubur. Seorang mukmin
setelah bisa menjawab pertanyaan dua malaikat yang datang kepadanya,
maka dia memperoleh nikmat kubur.
Kemudian datang seruan dari langit: “hamba-Ku ini telah benar,
Bentangkanlah untuknya permadani dari surga dan bukakanlah sebuah pintu
ke surga”.
Harum wangi surga pun menerpanya dan kuburnya diperluas sejauh mata
memandang. Lalu datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya, pakainnya,
dan harum wanginya. Orang itu berkata, bergembiralah dengan segala yang
akan menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah
dijanjikan. Maka si mukmin bertanya kepadanya, siapakah engkau? Wajahmu
adalah wajah yang datang dengan membawa kebaikan. Dia pun menjawab, aku
adalah amalmu yang sholih. Lalu si mukmin berkata, wahai Robbku!
Segerakanlah hari kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku”.
Adapun seorang yang kafir ketika tidak bisa menjawab pertanyaan dua
malaikat yang datang kepadanya, maka dia dihadapkan kepada adzab kubur.
Kemudian datang seruan dari langit: “dia telah berdusta, bentangkanlah
untuknya permadani dari api neraka dan bukakanlah sebuah pintu ke
neraka. Sehingga hawa panas dan racun neraka pun menerpanya dan kuburnya
di persempit sampai tulang-tulang rusuknya saling bergeser. Lalu datang
kepadanya seorang yang buruk wajahnya, pakainnya, dan busuk baunya.
Orang itu berkata, bergembiralah dengan segala yang akan memperburuk
keadanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan. Maka si
kafir bertanya, siapakah engkau? Wajahmu dalah wajah yang datang dengan
membawa keburukan. Dia pun menjawab, aku adalah amalmu yang buruk. Lalu
si kafir berkata, wahai Robku! Janganlah engkau datangkan hari kiamat”.
Itulah keadaan seorang yang mukmin dan seorang yang kafir setelah
ditanya di dalam kuburnya. Seorang yang kafir disiksa karena tidak bisa
menjawab pertanyaan kubur. Namun bukan berarti bahwa setiap mukmin pasti
akan terlepas dari adzab kubur. Seorang mukmin yang bermaksiat kepada
Allah berkemungkinan merasakan adzab kubur, bila Allah tidak berkehendak
mengampuni dosanya.
Hal ini diperkuat dengan sebuah hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda:
إِنّهُمَا لَيُعَذّبَانِ، وَمَا يُعَذّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمّا
أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، ، وَأَمّا الاَخَرُ
فَكَانَ يَمْشِي بِالنّمِيمَةِ
”Orang-orang yang berada di dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa.
Dan tidaklah keduanya disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun
salah satu dari keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air
kencing. Sedangkan yang lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu
domba”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil sebuah
pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua bagian.
Beliau meletakkannya di masing-masing dua kubur ini dengan harapan
semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingan siksa keduanya, selama
pelepah kurma itu masih basah dan belum kering.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah…
Apakah adzab kubur akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat atau disesuaikan dengan kadar dosa orang yang disiksa ?
Jawabnya: di antara adzab kubur ada yang akan berlangsung sampai
terjadinya hari kiamat dan ada pula yang disesuaikan dengan kadar dosa
orang yang disiksa.
Yang akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat adalah adzab kubur
bagi orang-orang yang kafir. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah menyatakan
tentang Fir’aun dan bala tentaranya:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, serta pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir`aun dan
kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras”. (Al-Mukmin (Ghafir): 46)
Dari ayat ini, ulama menyimpulkan bahwa adzab kubur bagi orang-orang yang kafir akan berlangsung sampai terjadinya hari kiamat.
Dalil yang lain adalah hadits Al-Bara` bin ’Azib yang sebelumnya telah
kita bacakan, pada sebuah riwayatnya disebutkan: “Bahwasanya tatkala
seorang yang kafir tidak bisa menjawab pertanyaan dua malaikat itu, maka
kepadanya dinampakkan tempatnya di dalam neraka, dan perkara ini akan
berlangsung sampai hari kiamat”.
Adapun adzab kubur yang berlangsung sesuai dengan kadar dosa orang yang
disiksa adalah adzab kubur yang ditimpakan kepada para pelaku dosa
besar. Allah akan menyiksanya di dalam kubur sesuai dengan kadar
dosanya, kemudian akan diperingan dan tidak akan berlangsung sampai
terjadi hari kiamat. Wallahu a’lam bi shawab.
***
Entri Populer
-
HOTEL AMBHARA Nongkrongnya di Bar, umur 30-40th. Tarif Rp.200-250ribu Kalau weekend sering ada “mami” bawa beberapa “anak2 kece2, bisa dit...
-
Siapa tidak kenal Kalijodo? Pasti sebagian besar warga Jakarta sudah mengenalnya. Sebagai daerah 'hitam', lokalisasi kawasan ini d...
-
10 tempat Klub dugem dan bar terbaik di jakarta , info berasal dari beberapa sumber - Popularitas klub di Jejaring sosial dan Jumlah p...
-
Meskipun tinggal di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat perbat...
-
AGEN BOLA - Untuk satu hal, ada beberapa jenis spa. Jenis pertama adalah tujuan spa. spa hanya drop in untuk perawatan seperti pijat, fac...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar