Sumber daya manusia merupakan elemen
organisasi yang sangat penting. Sumber daya manusia merupakan pilar
utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam upaya mewujudkan visi
dan misinya. Karenanya harus dipastikan sumber daya ini dikelola dengan
sebaik mungkin agar mampu member kontribusi secara optimal. Maka
diperlukanlah sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana agar
tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa tercapai yang
sering disebut sebagai manajemen sumber daya manusia. Tujuan manajemen
sumberdaya manusia adalah mengelola atau mengembangkan kompetensi
personil agar mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka
mewujudkan visi.
Rumah sakit merupakan organisasi
pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan dalam hal SDM, sarana
prasarana dan peralatan yang dipakai. Sering rumah sakit dikatakan
sebagai organisasi yang padat modal, padat sumber daya manusia, padat
tehnologi dan ilmu pengetahuan serta padat regulasi. Padat modal karena
rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan
yang ada. Padat sumberdaya manusia karena didalam rumah sakit pasti
terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan yang banyak. Padat
tehnologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit terdapat
peralatan-peralatan canggih dan mahal serta kebutuhan berbagai disiplin
ilmu yang berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena banyak
regulasi/peraturan-peraturan yang mengikat berkenaan dengan
syarat-syarat pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
Sumber daya manusia yang ada di
rumah sakit terdiri dari : 1) Tenaga kesehatan yang meliputi medis
(dokter), paramedis(perawat) dan paramedis non keperawatan yaitu
apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapis,
radiographer, perekam medis. 2) Tenaga non kesehatan yaitu bagian
keuangan, administrasi, personalia dll.
Ada sebuah model manajemen SDM yang
di kenal yaitu model 7P yang merupakan kependekan dari Perencanaan –
Penerimaan – Pengembangan – Pembudayaan – Pendayagunaan – Pemeliharaan –
Pensiun yang keseluruhannya menggambarkan siklus kegiatan manajemen SDM
mulai dari perencanaan SDM sampai karyawan memasuki masa pensiun.
Penerapan model 7P di rumah sakit meliputi :
1. Perencanaan.
Perencanaan merupakan aktivitas proses penetapan apa yang ingin dicapai
dan pengorganisasian sumberdaya untuk mencapainya. Perencanaan sumber
daya manusia meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya
yang disesuaikan dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan. berapa
jumlah dokternya, perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu
fisioterapis atau tenaga yang lain tergantung lingkup pelayanannya.
Lingkup pelayanan ini biasanya ditentukan berdasarkan tipe rumah
sakitnya. Lingkup pelayanan rumah rumah sakit (tipe A/B/C/D) mempunyai
standar minimal. Misalnya untuk rumah sakit tipe C minimal pelayanan
medisnya adalah 4 besar spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak, bedah
dan dalam. Dengan adanya ketentuan tersebut maka tentu saja perencanaan
SDM di rumah sakit tipe C akan berbeda dengan tipe yang lain.
2. Penerimaan.
Penerimaan karyawan merupakan tahap yang sangat kritis dalam manajemen
SDM. Bukan saja karena biaya proses penerimaan karyawan sangat mahal
tetapi merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk.
Ia akan menghasilkan buah yang dapat merusak tatanan sebuah organisasi
secara keseluruhan. Rumah sakit perupakan sebuah organisasi pelayanan
jasa yang sifat produknya intangible (tidak bisa dilihat)
tetapi bisa dirasakan. Dan pelayanan ini hampir mutlak langsung
diberikan oleh karyawan (bukan oleh mesin/atau alat). Sehingga sikap,
perilaku dan karakter karyawan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Oleh karena itu, proses penerimaan SDM rumah sakit harus
memperhatikan sikap, perilaku dan karakter calon karyawan.
3. Pengembangan.
Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi harus
dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar
menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di rumah
sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena
tehnologi, ilmu pengetahuan tentang pelayanan kesehatan berkembang
sangat pesat dari waktu kewaktu. Adanya peralatan baru, metode perawatan
yang berubah merupakan contoh betapa perlunya pengembangan kompetensi.
Kegiatan pengembangan kompetensi ini antara lain pendidikan dan
pelatihan, pemagangan di rumah sakit lain, rotasi, mutasi.
4. Pembudayaan.
Budaya perusahaan merupakan pondasi bagi organisasi dan pijakan bagi
pelaku yang ada didalamnya. Budaya organisasi adalah norma-norma dan
nilai-nilai positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran
kepatutan perilaku para anggota organisai. Anggota organisasi boleh
pintar secara rasional, tetapi kalau tidak diimbangi dengan kecerdasan
emosional dan kebiasaan positif maka intelektual semata akan dapat
menimbulkan masalah bagi organisasi. Pembentukan budaya organisasi
merupakan salah satu lingkup dalam manajemen SDM.
5. Pendayagunaan. The right person in the right place
merupakan salah satu prinsip pendayagunaan. Bagaimana kita menempatkan
SDM yang ada pada tempat atau tugas yang sebaik-baiknya sehingga SDM
tersebut bisa bekerja secara optimal. Ada SDM yang mudah bergaul, luwes,
sabar tetapi tidak telaten dalam hal keadministrasian. Mungkin SDM ini
cocok di bagian yang melayani publik daripada bekerja di kantor sebagai
administrator. Lingkup pendayagunaan ini adalah mutasi, promosi, rotasi,
perluasan tugas dan tanggung jawab.
6. Pemeliharaan.
SDM merupakan manusia yang memiliki hak asasi yang dilindungi dengan
hukum. Sehingga SDM tidak bisa diperlakukan semaunya oleh perusahaan
karena bisa mengancam organisasi bila tidak dikelola dengan baik. SDM
perlu dipelihara dengan cara misalnya pemberian gaji sesuai standar,
jamisan kesehatan, kepastian masa depan, membangun iklim kerja yang
kondusif, memberikan penghargaan atas prestasi dsb.
7. Pensiun. Dengan
berjalannya waktu SDM akan memasuki masa pensiun. Rumah sakit harus
menghindari kesan ” habis manis sepah dibuang”, dimana ketika
karyawannya sudah masa pensiun kemudian di keluarkan begitu saja. Karena
itu sepatutnya rumah sakit mempersiapkan karyawannya agar siap memasuki
dunia purna waktu dengan keyakinan. Ada banyak hal yang bisa disiapkan
yaitu pemberikan tunjangan hari tua yang akan diberikan pada saat
karyawan pensiun, pemberikan pelatihan-pelatihan khusus untuk membekali
calon purnakarya.
Kontributor:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar