INVESTASI JANGKA PANJANG
SAHAM
TUJUAN : Mahasiswa dapat
1.
Menjelaskan pengertian investasi jangka panjang
2.
Menghitung dan mancatat transaksi pembelian saham
3.
Menghitung dan mencatat transaksi penerimaan deviden
4. Menghitung dan mencatat hak beli saham saham
dan pertukaran saham
5. Menghitung dan mencatat transaksi penjualan
dan pelunasan kembali saham
PENGERTIAN INVESATASI JANGKA PANJANG ADALAH
penanaman dana untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, pada
umumnya jauh lebih lam dari itu,
dengan tujuan untuk memberikan penghasilan tetap ayau menguasai
perusahaan lain
Jadi tujuan utama dari
investasi jangka panjang adalah :
1.
Untuk memperoleh
penghasilan yang tetap
2.
Untuk menguasai
perusahaan lain
3.
Membentuk suatu dana
khusus
4.
Menjaga hubungan antar perusahaan
Investasi Jangka Panjang
1.Investasi saham dan
2.Investasi
obligasi
•INVESTASI SAHAM
•SAHAM
Adalah surat tanda bukti turut serta di dalam modal perseroan
terbatas
Pemilik saham dari PT adalah pemegang saham atau pesero
Jenis saham :
1.
Dilihat dari bentuk :
saham atas nama dan atas pembawa
2.
Dilihat dari penetapan
nilai saham : saham atas nilai nominal, tanpa nilai nominal, saham tanpa nilai
nominal tapi mempunyai nilai yang dinyatakan
3.
Ditinjau dari hak-hak
yang dimiliki oleh saham : saham biasa dan saham preferen
MENCATAT TRANSAKSI PEMBELIAN SAHAM
Pembelian saham dapat dilakukan dengan beberapa cara ;
1.
Pembelian saham dengan tunai
Contoh : Pada tanggal 1 Mei 2008 dibeli 1000 lembar
saham Pt Sinar @ Rp. 10.000 nominal dengan kurs 106%. Biaya makelar dan lain-lain
Rp. 25.000
Jurnal : Investasi
dalam saham Rp. 10.625.000 Kas Rp. 10.625.000
2.
Pembelian saham dengan menyerahkan aktiva selain kas
Investasinya
dapat dicatat sbb:
1. Sebesar harga
aktiva yang diserahkan
2. Sebesar harga
pasar saham,jika harga pasar aktia tidak diketahui
Contoh
: Pada tanggal 15 mei dibeli 1000 lembar saham PT. Abadi dengan
menyerahkan sebuah kendaraan roda empat. Harga pasar 1 lembar saham Rp. 11.500.
Biaya makelar dan lain-lain Rp. 25.000
Jurnal
: Investasi dalam saham Rp. 11.525.000
kas Rp.
11.525.000
3. Pembelian saham
dilakukan secara Lumpsum ( bersama/Gabungan)
Maka
harga perolehan masing-masing jenis saham harus dipisahkan. Dasar yang dipakai
untuk memisahkan adalah harga pasar masing-masing jenis saham :
a. Jika harga pasar
masing-masing jenis diket. Maka didasarkan pada perbandingan jumlah relatif masing-masing
saham
b. Jika diketahui satu
jenis saham, maka dipakai dasar sebagai harga perolehan saham yang
bersangkutan, sisanya merup. Harga perolehan saham yang lain
c. Jika harga pasar
masing-masing jenis tidak diketahui, maka tidak dapat dipakai untuk pemisahan
HP masing-masing dan ditangguhkan sampai salah satu saham diketahui harganya.
CONTOH
PT. Bahagia
membeli 50 unit saham dengan harga Rp. 75.000 per unit Tiap unit terdiri dari 1
lembar saham preferen dan 3 lembar saham biasa.
1. Harga masing-masing
jenis saham diketahui :
a). Harga masing-masing
jenis saham diketahui
Misal : Harga 1
lembar saham preferen Rp. 37.500
Harga 1 lembar saham
biasa Rp. 13.500
JURNAL :
Investasi dalam
saham preferen Rp. 1.802.880
Investasi dalam
saham biasa Rp. 1.947.000
Kas Rp.
3.750.000
2. Harga pasar yang
diketahui hanya salah satu saham
Misal
harga pasar 1 lembar saham preferen Rp. 37.500 dan harga pasar saham biasa
tidak diketahui
JURNAL
:
Investasi saham
preferen Rp. 1.875.000
Investasi saham
biasa Rp. 1.875.000
Kas
Rp. 3.750.000
3. Harga pasar
masing-masing saham tidak diketahui
JURNAl
:
Investasi dalam
saham preferen
dan saham
biasa Rp. 3.750.000
Kas Rp. 3.750.000
TRANSAKSI
SELAMA PEMILIKAN SAHAM
1. PENERIMAAN DEVIDEN
A. DEVIDEN KAS
Contoh ;
Dalam bulan Desember 2008 perusahaan
mendapatkan devideb kas sebesar Rp. 1.500.000 dari investasi sahamnya.
Jurnal :
Kas Rp. 1.500.000
Pendapatan deviden Rp 1.500.000
B. DEVIDEN DLM BENTUK AKTIVA SELAIN KAS
Contoh :
PT. Maju menerima
pembagian deviden dari PT Abadi sebanyak 100 lembar saham PT. Sinar. Pada saat
pembagian deviden tersebut harga pasar saham PT. Sinar sebesar Rp.
15.000/lembar
Investasi dalam saham
(PT.Sinar) Rp.1.500.000
Pendapatan Deviden Rp. 1.500.000
Pendapatan Deviden Rp. 1.500.000
C. DEVIDEN LIKWIDASI :
sebagian dari deviden yang dibayarkan
merupakan pengembalian modal, ini berarti penerimaan pendapatan deviden dan
penerimaan kembali investasinya
Contoh ;
PT. Sejahtera menerima deviden sebesar
Rp. 1000.000 dimana 30% merupakan pembagian laba dan 70 % pengembalian
investasi saham.
Jurnal :
Kas Rp.1.000.000
Pendapatan Deviden Rp. 300.000
Invesatasi dalam saham Rp. 700.000
D. DEVIDEN SAHAM
Penerimaan
deviden saham berarti penambahan jumlah lembar saham tetapi tidak mengakibatkan
tambahan besarnya investasi.
Jadi
dalam penerimaan deviden saham, jumlah investasinya sama dengan harga perolehan
semula, sedangkan jumlah lembaran saham lebih banyak, sehingg Hrga perolehan
per lembar saham lebih rendah daripada sebelim adanya deviden saham.
Dalam
penerimaan deviden saham ini tidak diperlikan jurnal cukup dengan catatan memo
saja.
Apabila
sesudah penerimaan deviden saham ini, sahamnya dijual, maka penjualan saham
tersebut akan dibebani dengan harga perolehan saham baru
2. PEMECAHAN SAHAM (
STOCK SPLIT UP )
Perlakuan sama dengan dengan penerimaan deviden saham
Perlakuan sama dengan dengan penerimaan deviden saham
3. HAK BELI SAHAM
Hak
yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga
dibawah harga saham baru
Setiap
lembar saham yang beredar akan menerima satu lembar hak beli saham,sehingga
harga perolehan investasi yang lama akan terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. bagian untuk
investasi saham lama
2. bagian untuk
investasi hak beli saham
Pemabagian
untuk menetapkan besarnya masing-masing investasi itu didasarkan pada harg
pasar hak beli saham dan harga pasar saham lam dengan perhitungan sebagai
berikut :
Harga perolehan hak beli saham =
Harga
Pasar hak beli saham X Harga perolehan saham
Harga
pasar saham + Harga pasar
Tanpa hak beli
shm hak beli shm
Harga perolehan baru
untuk saham =
Harga
Pasar shm tanpahak beli saham X Harga perolhn shm
Harga
pasar shm + Harga pasar
Tanpa hak bl
shm hak beli shm
Dari rumus di atas, jika
HP hak beli saham sudah diketahui, maka dengan mengurangkan dari harga
perolehan saham lama, akan diperoleh harga perolehan saham baru.
Contoh
PT.
Sejahtera memiliki 100 lembar saham PT, Matahari, nominal Rp. 10.000/lembar, di
beli tahun 2000 dengan harga Rp. 1.000.000
Pada bulan Mei
2001 PT. Sejahtera menerima hak beli saham yang dapat digunakan untk membeli
saham baru, yaitu setiap memiliki 4 lembar saham lama diberi hak untuk membeli
1 lembar saham baru dengan harga Rp.10.000/lembar
Pada saat
penerimaan hak beli saham diketahui:
Harga pasar saham
lama (tanpa hak) Rp. 12.000
Hak beli saham
Rp. 500
Harga
perolahan saham sebesar Rp. 1.000.000 akan dibagikan kepada saham dan hak beli
saham dengan cara sbb :
a. Harga Perolehan hak beli
Saham
500 X Rp. 1.000.000 = Rp.
40.000
12.000 + 500
Harga perolehan baru
untuk saham ;
12.000 x Rp. 1.000.000 = Rp.
960.000
12.000 + 500
b. Harga perolehan saham = Rp.
1.000.000
Harga perolehan hak
beli saham = Rp. 40.000
Harga perolehan baru unt sahm =
Rp. 960.000
Jurnal utk mencatat penerimaan hak beli saham (
100 lbr)
Investasi hak beli saham Rp. 40.000
Investasi dalam saham Rp.
40.000
Hak beli saham ini dapat digunakan untuk membeli
saham baru atau di jual kepada pihak lain
4. PERTUKARAN SAHAM
Kalau
terjadi pertukaran saham, akan timbul laba atau rugi penukaran, yaitu kalau ada
perbedaan harg antar harga perolehan saham lama yang dimiliki dengan harga
pasar saham baru ( saham penukar )
Contoh
; PT. Abadi memilki 100 lembar
saham preferen PT. Sinar yang dibeli dengan harga Rp. 120.000/lembar
Pada tanggal 1 Juni 2001 Pt. Sinar memberitahukan bahwa saham preferen yang
telah dikeluarkan akan ditukar dengan saham biasa, yaitu tiap lembar saham
preferen akan ditukar dengan 2 lembar saham biasa. Harga pasar saham biasa pada
saat pertukaran adalah Rp. 70.000/lmbr
Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah
Investasi dalam saham
biasa Rp. 14.000.000
Invsatasi dalam
saham preferen Rp. 12.000.000
Laba
pertukaran Rp. 2.000.000
Perhitungan
:
Harga pasar saham
biasa = 200 x Rp 70.00 = Rp. 14.000.000
Harga perlhn shm
pref. =100 x Rp. 120.000= Rp. 12.000.000
Laba
pertukaran =
Rp. 2.000.000
5. PENJUALAN INVESTASI
SAHAM
Dalam transaksi penjualn
ini mungkin tiombul laba rugi, kalau harga jual tidak sama dengan harga
perolehannya.
Contoh :
Pada
tanggal 1 Mei 2000 PT. Rahayu membeli 1000 lbr saham dengan harga Rp.
12.500/lmbr. Pada tanggal 1 April 2002 seluruh sahmnya terjual dengan harga Rp.
15.000/lmbr
Jurnal
untuk mencatat transaksi tersebut adalah
Tanggal
1 Mei 2000
Investasi dalam
saham Rp. 12.500.000
Kas Rp.
12.500.000
Tanggal
1 April 2002
Kas Rp.
15.000.000
Investasi dalam
saham Rp. 12.500.000
Laba penjualan
saham Rp. 2. 500.000
Penyajian investasi saham dalam Neraca
Investasi jangka panjang
dalam surat berharga harus dipisahkan secara tegas dengan investasi jangka
pendek.
Investasi jangka panjang
dilaporkan dalam kelompok “ Investasi” dan dicatat menurut harga perolehannya.
Harga pasar yang
diketahui pada tanggal neraca dicantumkan dalam neraca hanya sebagai catatan
saja
Investasi :
- Investasi shm pref 10% PT. Makmur
10.000 lmbr @ Rp. 1000/nom
( Harga pasar Rp.
1.200/lmbr) Rp. 15.000.000
- Investasi shm biasa PT. Abadi
5.000 lmbr @ Rp. 1000/nom
( Harga pasar Rp. 950/lmbr) Rp.
5.250.000
Rp. 20.250.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar